Sepdian
Syafikri 23 2014 028 @fikriflux
I. TRIMBLE
TOTAL CONTROL ( TTC )
1. Masukkan data pengukuran GPS (disini
yang pertama kali data*rover/ juga bisa juga data base terlebih dahulu.
2. Jenis data yang dipakai disini
adalah format *RINEX dimana tipe datanya berekstensi .n, .o, dan .g.
3. Dalam
proses pengolahan data jumlah
titik yang dimasukkan dalam sekali proses tergantung dari metode yang dipakai,
apakah metode radial atau metode jaring.
4. Pengamatan yang digunakan (radial /
jaring) proses
beberapa settingan yang harus dilakukan:
a. Pilih tipe pengkuran tinggi alat,
apakah pas / dibawah / diatas antena sesuai GPS yang digunakan.
b. Masukkan tinggi alat (dalam satuan
meter) dimana decimal dipisahkan dengan tanda koma (,) .
c. Setting
proyeksi koordinatnya.
d. Melakukan
perataan apabila melakukan pengukuran dengan metode jarring.
e. Mengatur parameter dari GPS, misal
jenis sinyal yang digunakan, interval
processing, orbit type, dan
pengaturan lain yang mungkin dibutuhkan.
II. TRIMBLE BUSSINES CENTRE ( TTC )
1.
Membuat Project Baru
Pilih
satuan metric.
2.
Tentukan
satuan Koordinat
a. Masuk menu project , kemudian pilih change coordinate
system.
b. Ganti sistem koordinat dengan
pengaturan sebagai berikut :
- Coordinat System Group : UTM
- Zone :
Sesuai dengan zona lokasi kerja
- Datum Transformation :
WGS 84
- Geoid Model : Disesuaikan.
c. Jika
telah selesai klik Finish.
3.
Simpan
project baru dengan masuk menu File pilih Save
Project
4.
Import
data lapangan
a. Masuk
menu file pilih import.
b. Cari
data lapangan base di older yang
telah di download sebelumnya,
sehingga tampil lokasi direktori penyimpanan.
c. Klik
import, kemudian tampil tabel receiver raw data check in.
d. Jika tahapan diatas sudah selesai
maka lakukan juga import data
lapangan untuk alat rover.
5.
Prosesing
Baseline
a. Pilih
menu survey pilih process baseline maka akan tampil tabel hasil
proses.
b. Klik
save untuk menyimpan data hasil prosessing.
6.
Konversi report hasil prosessing
a. Masuk
menu report pilih point list
b. Maka
akan muncul laporan daftar titik yang telah di proses berupa koordinat X Y Z, nama
titik dan keterangan yang lainnya.
c. Jika
sudah muncul tabel tersebut kemudian pilih save
to excell pada report point list
tersebut, Simpan difolder yang
diinginkan.
III. TOPCON
TOOLS
Topcon Tools V.7 adalah perangkat
lunak untuk mengolah data secara post-processing, analisa jaringan dan perataan
yang dikeluarkan oleh salah satu perusahaan alat pengukuran Topcon. Pada
penelitian ini modul yangdigunakan pada perangkat lunak Topcon Tools V.7 adalah
PostProcessing. Pada modul ini diperlukan data masukan berupa data pengukuran
yang diperoleh dari penggunaan alat TopcoSurv atau dapat menggunakan data RINEX
(Receiver Independent Exchange Format). Perangkat lunak Topcon memiliki standar
kualitas hasil pengukuran yang terbaik dengan panjang baseline di bawah 5 km +
5ppm. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan penelitian baseline dengan
panjang lebih dari 5 km.
IV. GAMMIT
GAMIT adalah paket analisis GPS
komprehensif yang dikembangkan di MIT (Massachusetts Institute of Technology)
dan SIO ( Scripps Institution of Oceanography). Perangkat lunak ini digunakan
untuk mengestimasi tiga-dimensi posisi relatif stasiun bumi dan orbit satelit.
Perangkat lunak ini dirancang untuk berjalan di bawah sistem operasi UNIX
mendukung XWindows; sejauh ini MIT telah menerapkanversi untuk Sun (OS/4 dan
Solaris2), HP, IBM / RISC, DEC, dan LINUX berbasis Intel workstation. Jumlah
maksimum Stasiun dan sesidisesuaikan oleh dimensi yang ditetapkan pada waktu
kompilasi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan komputasinya.
Hasil komputasi RINEX juga dipengaruhi modifikasi dari TEQC. Hasil modifikasi
TEQC bisa untuk penggabungan data RINEX, pemotongan data RINEX, cek kualitas
hasil RINEX, dll. Hasil dari GAMIT adalah solusi parameterestimasi dan
covariances yang dapat diolah di GLOBK untuk memperkirakan posisi stasiun,
kecepatan, parameter orbital dan rotasi bumi. Dengan Rilisnya GAMIT 9,9 dan
GLOBK dapat dijalankan dengan sedikitkemudahan karena adanya inovasi baru
[Documentation for the GAMIT GPS Analysis Software,2000].
GLOBK (Global Kalman filter VLBI and
GPS analysis program) Globk adalah perangkat lunak pemfilter data dengan metode
kalman filter, yang bertujuan untuk menggabungkan solusi dari pengolahan data
primer dari geodesi satelit atau pengukuran terestris. pengolahan diterima
sebagai data (quasi observation ) yang terkait dengan matriks kovarian untuk
koordinat titik, parameter rotasi bumi parameter orbit, dan posisi titik yang
dihasilkan dari analisis observasi. Data masukan berupa h-file dari hasil
pengolahan GAMIT atau GIPSY atau Bernesse. Ada tiga fungsi yangbiasa dijalankan
didalam GLOBK(GLOBK refference manual, 2011) yaitu :
a. Mengkombinasikan hasil pengolahan
harian untuk menghasilkan koordinat stasiun rata-rata dari penmgamatan yang
dilakukan lebih dari satu hari.
b.
Melakukan
estimasi koordinat stasiun dari pengamatan harian yang digunakan untuk
menggeneralisasikan data runut waktu (time series) dari pengamatan teliti
harian atau tahunan.
c. Mengkombinasikan sesi pengamatan
individu dengan koordinat stasiun dianggap stokastik, hasilnya adalah
coordinate repeatibilities untuk mengevaluasi tingkat ketelitian pengukuran
harian atau tahunan.
Proses pengolahan GAMIT dan GLOBK
merupakan faktor penting dalan strategi pengolahan GPS, berikut merupakan
tahapan pengolahan GAMIT. Nilai RMS pada penggunaan software GAMIT untuk
penelitian land subsidence berada pada orde 4,9 milimeter – 5.0002 milimeter.
Untuk melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan dinamika bumi diperlukan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi, dari pengukuran yang relatif lama (6–12 jam) untuk menunjang ketelitian
data hingga membutuhkan variabel-variabel pemrosesan pendukung seperti geometri
satelit dan tingkat kepadatan atmosfer. Perangkat lunak komersial hanya mampu
memberikan vaiabel-variabel pemrosesan yang terbatas, Untuk memecahkan
masalahtersebut maka diperlukan perangkat lunak ilmiah untuk memproses data
dinamika bumi.
Penurunan muka tanah didefinisikan
sebagai penurunan tanah relatif terhadap suatu bidang referensi tertentu yang
dianggap stabil. Penurunan muka tanah dapat terjadi secara perlahan, atau juga
terjadi secara mendadak. Dalam banyak kejadian penurunan muka tanah berkisar
dalam beberapa sentimeter per tahun. Perubahan muka tanah yang bersifat
mendadak biasanya diikuti dengan perubahan fisik yang nyata dan dapat diketahui
secara langsung besar dan kecepatan penurunannya. Namun untuk penurunan muka
tanah yang bersifat secara perlahan diketahui setelah kejadian yang berlangsung
lama, besar penurunannya bisa ditentukan dengan mekanisme secara periodik.
Penurunan tanah alami terjadi secara regional yaitu meliputi daerah yang luas
atau terjadi secaralokal yaitu hanya sebagian kecil permukaan tanah. Hal ini
biasanya disebabkan oleh adanya rongga di bawah permukaan tanah,biasanya
terjadi didaerah yang berkapur (Whittaker and Reddish, 1989). Berbagai penyebab
terjadinya penurunan tanah alami bisa digolongkan menjadi:
1. Penurunan muka tanah alami ( natural
sunsidence )yang disebabkan oleh proses-proses geologi, seperti aktyifitas
vulkanik dan tektonik, siklus geologi, adanya rongga di bawah permukaan tanah
dan sebagainya.
2. Penurunan muka tanah yang disebabkan
pengambilan bahan cair yang ada di perut bumi seperti air dan minyak bumi.
3. Penurunan muka tanah yang
diakibatkan oleh beban berat yang ada diatas bumiseperti struktur bangunan yang
membuat lapisan tanah di bawahnya mengalami kompaksi/konsolidasi. Penurunan ini
juga sering disebut settlement.
4. Penurunan muka tanah akibat
pengambilan bahan padat dari dalam bumi (aktifitas penambangan)
5. Sedimentasi daerah cekungan
(sedimentary basin). Adanya rongga dibawah permukaan tanah sehingga ataprongga
runtuh dan hasil runtuhan atap rongga membentuk lubang yang disebut sink hole.
V. RTKLIB
Pada perangkat lunak RTKLIB juga
disediakan APIs (Aplication Program
Interfaces) yang dapat dengan mudah
digunakan untuk real-time positioning, post-processing analysis, dan keperluan
positioning lainnya. APIs pada perangkat lunak ini terdiri dari [RTKLIB Manual,
2011] :
RINEX converter dari raw data log
receiver (RTKCONV, CONVBIN)
Pada Kegiatan ini, perangkat lunak
ini secara khusus diperuntukkan untuk
pengolahan data GPS kontinyu dengan
metode penentuan posisinya secara kinematik. Data pengamatan GPS kontinyu
diolah secara post-processing dengan penambahan informasi pendukung lainnya
sebagai input data dalam optimalisasi penggunaan perangkat lunak RTKLIB. Output
solution dari RTKLIB ini adalah koordinat titik pantau setiap epok pengamatan
GPS dan plot grafik vektor pergeseran titik pantau.
1.
Penentuan
Ambiguitas Fase Pada RTKLIB
Dasar utama dari pengolahan data
dengan RTKLIB ini adalah penentuan posisinya secara kinematik. Maksud dari
kinematik di sini adalah titik atau objek yang akan ditentukan posisinya dalam
keadaan bergerak dan koordinat hasil dari titik yang diamati posisinya tersebut
harus bisa ditentukan dalam rentang waktu yang singkat (rentang interval waktu
pengamatan) dengan data yang terbatas. Tentunya terdapat beberapa perbedaan
dengan algoritma pengolahan data yang digunakan pada GPS statik. Salah satunya
adalah dalam hal penentuan ambiguitas fasenya.
Pada penentuan posisi secara
kinematik dengan RTKLIB, data pengamatan GPS yang digunakan adalah data fase
pengamatan double-difference pada L1 dan L2. Teknik pengolahan datanya
menggunakan teknik diferensial / pengurangan data. Dengan teknik ini kesalahan
jam receiver dan satelit dapat tereliminasi dengan sempurna. Kesalahan dan bias
seperti kesalahan orbit, bias troposfer, dan bias ionosfer juga dapat tereduksi
(pada baseline yang relatif pendek kesalahan dan bias dapat tereduksi dengan
baik sehingga menghasilkan residu yang kecil dan dapat diabaikan nilainya).
Secara matematis data double-difference (fase) yang melibatkan dua pengamat (i
dan j) serta dua satelit (k dan l) untuk suatu frekuensi pada suatu epok tertentu
dapat dituliskan sebagai berikut [Abidin, 2006].
Pada baseline yang panjang,
digunakan model koreksi ionosfer dengan mengestimasi STEC (Slant Total
Electron) dan model koreksi troposfer dengan mengestimasi ZTD (Zenit Total
Delay) dan gradien. Pengestimasian STEC (Slant Total Electron Content)
dilakukan dengan mengkombinasikan antara data fase pada dua frekuensi dan
code-delay pengamatan GPS sepanjang perjalanan sinyal GPS dari satelit ke
receiver. ZTD merupakan model variasi dari refraksi indeks troposfer yang
bergantung kepada temperatur, tekanan, dan kandungan air yang ada pada
troposfer. Gradien di sini maksudnya yaitu parameter gradien horizontal, Jika
ZTD adalah pengestimasian koreksi troposfer secara vertikal, maka gradien
horizontal adalah pengestimasian koreksi troposfer secara horizontal. Hal ini
dikarenakan kondisi troposfer secara vertikal dan horizontal untuk setiap
medium yang dilalui sinyal GPS memiliki kondisi meteorologis yang berbeda-beda.
Selanjutnya estimasi posisi dan solusi ambiguitas fase dalam bentuk bilangan
real dapat ditentukan dengan persamaan double-difference tersebut. Penentuan
posisi pada RTKLIB dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut [Abidin,
2006].
Pada dasarnya parameter posisi rover
dapat dengan tepat ditentukan jika kebulatan nilai ambiguitas fase dapat
ditentukan secara benar. Untuk mendapatkan estimasi posisi awal titik referensi
yang cukup baik, dalam menentukan posisi koordinat yang pertama (koordinat
rover) dan ambiguitas fase dalam bilangan realdengan teknik double-difference
digunakan koordinat pendekatan titik referensi sebagai inputparameter koordinat
pendekatan. Koordinat pendekatan ini dapat diperoleh dari koodinat pendekatan
pada RINEX header, dengan metode single point positioning, ataupun data ITRF network.
Kemudian koordinat pendekatan
tersebut digunakan untuk mengestimasi nilai koordinat rover yang pertama.
Diturunkan dari model matematis yang sama, nilai ambiguitas fase dalam bentuk
bilangan real dapat ditentukan nilainya. Pada penentuan ambiguitas fasenya
diperlukan data fase yang teliti. Resolusi dari ambiguitas fase sangat
bergantung kepada jumlah satelit yang teramati secara simultan. Selain itu, hal
lain yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan penentuan ambiguitas fase yang
benar adalah geometri satelit dan multipath. Data code yang teramati dan
tersimpan dalam observation file digunakan untuk menganalisis adanya cycle
slip. Secara umum, jika tidak ada cycle slip atau satelit yang teramati di
setiap epok selalu sama akan menghasilkan nilai ambiguitas fase yang selalu
sama di setiap epoknya. Selanjutnya dicari interval waktu pengamatan yang
terbaik yang dapat menghasilkan resolusi ambiguitas yang baik. Kriteria dari
interval waktu yang terbaik ditentukan berdasarkan jumlah satelit yang teramati,
panjang interval waktu, dan nilai PDOP. Pada interval waktu yang terpilih,
nilai pendekatan awal ambiguitas fase menggunakan nilai ambiguitas fase dalam
bentuk bilangan real yang sebelumnya telah dihitung. Solusi ambiguitas yang
terbaik dibandingkan dengan solusi ambiguitas kedua terbaik. Dalam hal ini yang
dibandingkan adalah variansinya. Ketika kebulatan nilai dari ambiguitas fase
berhasil dipecahkan (dihitung dari data panjang gelombang), maka koordinat
rover yang diperoleh akan memiliki ketelitian dalam orde centimeter [Abidin,
2006].
Informasi Pendukung Pengolahan Data
Selain data observasi / pengamatan GPS titik referensi dan titik-titik pantau,
pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak RKTLIB memerlukan beberapa
data pendukung pengolahan data GPS, di antaranya :
a. GPS Navigation Data
Data ini berisikan informasi tentang
koefisien koreksi jam satelit, parameter orbit, almanak satelit, UTC, parameter
koreksi ionosfer, serta informasi spesial lainnya seperti status konstelasi dan
kesehatan satelit.
b. Precise Orbit Data informasi
Precise Orbit Data informasi orbit dan jam yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu data GPS Precise ephemeris.
pengamatan (ambiguitas fase serta
kesalahan dan bias lingkungan sekitar pengamatan GPS). Pada RTKLIB, terdapat
beberapa opsi yang dapat dilakukan dalam mengolah data pengamatan GPS secara
kinematik agar didapatkan hasil yang kesalahan dan biasnya dapat tereduksi
dengan baik. Untuk lebih jelasnya, berikut tahapan-tahapan dalam melakukan
pengolahan data GPS secara kinematik dengan RTKLIB :
- Analisis Baseline < 1 km Pada
Saat Tidak Terjadi gempa pada variasi panjang baseline ini digunakan baseline
pengamatan GPS TSKB – TSK2 dengan panjang baseline -nya adalah 0.036 km atau 36
meter pada day of year 068 tahun 2011.
Titik-titik pengamatan GPS ini terdapat di Jaring IGS Jepang. Selanjutnya
baseline tersebut diolah dengan RTKLIB dan TTC dan divisualisasikan hasilnya
melalui plotting timeseries serta standar deviasinya.
Dengan pengolahan baseline menggunakan
RTKLIB menghasilkan kepresisian yang sangat baik. Sedikit sekali data hasil
pengolahan baseline yang berada di luar range standar deviasi. Secara konsisten
hasil pengolahan baseline mendekati nilai mean dari dataset. Secara konsisten
juga antara hasil yang satu dengan hasil yang lainnya sebarannya saling mendekati. Standar deviasi sample pada hasil
pengolahan baseline ini yaitu ± 3 mm. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
pengolahan data memiliki tingkat kepresisian yang sangat baik. Pengolahan
baseline dengan RTKLIB pada variasi panjang ini memungkinkan digunakan untuk
mendeteksi pergerakan titik pengamatan GPS dengan orde centimeter hingga
milimeter.
VI. BERNESE
Software adalah ilmiah, presisi tinggi, multi-GNSS software pengolahan data yang
dikembangkan di Institut Astronomi dari University
of Bern ( AIUB ). Hal ini, misalnya, digunakan oleh CODE (Center for Orbit Penentuan di Eropa) untuk
internasional (IGS) dan Eropa (EUREF / EPN) kegiatan.
Perangkat lunak ini dalam proses permanen pengembangan
dan perbaikan.
Versi
saat ini Bernese GNSS Software adalah
"5.2", dengan tanggal rilis "2015/02/05”.
Kesimpulan
1.
Software
komersil seperti TTC dan TBC merupakan software yang didapat dari receiver yang
kita miliki ( yang kita beli , Trimble).
2.
Software
ilmiah adalah software yang didapat dari luar alat receiver yang kita gunakan,
seperti software Gamit, Bernesse. Keunggulan software ilmiah adalah, lebih
banyak menghargai nila yang berda dibelakang koma (,). Misalkan pada software
komersil X,Y,Z (60991.0354345; 991232.4523533; 473,324324) sedangkan pada
software ilmiah, nilai dibelakang koma jauh lebuh banyak X,Y,Z (60991, 0354345354454347;
991232.45235356456463; 473,3243245356465677897653).
Sumber
Informasi Laporan:
ass,wrwb,trima kasih saya copy paste karya anda, semoga amal ibadahnya dibalas Allah Swt, semoga dimudahkan segala urusannya menuju Ridhlo Allah Swt. Amin...Yra
BalasHapusterima kasih, sangat membantu info nya
BalasHapuskl utk software semua diatas APAKAH BISA DOWNLOAD YG FREE
BalasHapus